Cerpen Arti Kehidupan 1


 Arti Kehidupan

                Aku adalah seorang anak perempuan, namaku Nayla. Aku ini seperti manusia yang tidak diharapkan lahir ke dunia ini oleh ibu karena aku tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu, bahkan diperhatikan saja tidak pernah. Ayahku sudah meninggal sejak aku berumur 5 tahun. Kini aku tinggal bersama Ibu dan pamanku, tapi ibu setiap harinya hanya bisa bermain judi dan mabuk-mabukan, tak pernah ibu membelikan barang yang aku inginkan, ibu hanya menghabiskan uang itu dengan poya-poya, sempat sewaktu aku pulang dari pengajian, ibu tiba-tiba memarahiku dan menamparku tanpa sebab apapun, aku hanya bisa menangis dan paman bergegas menolongku dan memarahi ibu yang keadaannya sedang mabuk-mabukan. Hari demi hari keadaan di rumah tidak pernah harmonis dan paman memutuskan untuk mengajakku pisah rumah dengan ibu. Akhirnya akupun meninggalkan ibu.
                Umurku sekarang sudah bertambah, tak terasa sekian lama hidup bersama paman, sekarang aku duduk dikelas 2 SMA, semuanya paman yang mengurus. Aku di sekolahkan di salah satu sekolah elite. Teman-temanku anak orang berada semua. Sampai suatu ketika aku ingin i-pad seperti yang dimiliki oleh teman-temanku yang lain tapi aku sadar aku bisa apa untuk memilikinya uangpun tidak punya. Karena keinginanku untuk memiliki i-pad sangat tinggi, tak ada cara lain selain aku meminta paksa kepada paman, aku menyadari semenjak aku terbiasa bersama paman aku selalu memaksa paman membelikan apa yang aku inginkan, seolah-olah aku tidak memperdulikan paman itu punya uang atau tidak, padahal penghasilan paman tidak seberapa. Akupun tidak mengerti mengapa sifatku bisa berubah seperti ini terhadap paman, yang terpikir olehku mungkin aku seperti inikarena aku tidak pernah merasakan hidup yang sebenarnya yang serba ada, karena dari kecilpun aku tidak pernah dibelikan apa-apa oleh ibuku sendiri. Hari demi hari aku terus menagih kepada paman, kapan aku dibelikan i-pad? Sampai sewaktu ketika aku membentak paman, dan paman hanya memberi jawaban agar aku harus bersabar. Aku berkata kepada paman “ Mengapa paman tidak membelikan aku i-pad? Kenapa? Aku harus menunggu berapa lama lagi? Apa paman sudah tidak menyayangiku lagi, sehingga apa yang aku inginkan tidak paman kabulkan?” paman hanya bisa terdiam ketika aku berbicara seperti itu, aku kesal, lalu aku memutuskan untuk pulang ke rumah ibu tanpa sepengetahuan paman. Sesampainya di rumah ibu, lalu ku buka pintunya, apa yang pertama kali aku lihat? Keadaan rumah yang sangat gelap dan bau-bauan alkohol, terlihat ibu yang sedang duduk dikursi dan sedang mabuk-mabukan, aku menangis aku berlutut kepada ibu, aku sedih sekian lamanya aku tidak hidup bersama ibu, keadaan rumah masih seperti dulu dan ikebiasaan bupun tidak berubah. Ketika aku mencium kaki ibu, ibu menendangku dan berkata “Siapa kamu?” betapa terkejutnya aku mendengar kata itu dari mulut ibu, seketika aku lari keluar dalam hati berkata “ Ibuuu, ibu sudah tidak mengenaliku, mengapa? Padahal aku ini anaknya, darah dagingnya sendiri, aku dilahirkan dari rahim ibu tapi mengapa ibu seperti itu? Aku merasa tidakada orang lagi yang menyayangiku selain paman”. Akhirnya aku memutuskan untuk pulang, setelah berhari-hari aku hilang dari hadapan paman. Ketika aku sampai dirumah paman, rumahnya tampak sepi, aku menanyakan kepada tetanggaku, sebenarnya paman pergi kemana? Mengapa rumahnya sepi, ia mengatakan “paman baru saja pergi keluar membawa tas besar” seketika aku langsung berlari mencari paman, dan ketika aku mencari paman, terdengar dari belakang ada yang memanggilku, “Naylaaaa....lihat paman membawakan i-pad untukmu, Naylaaaa” dan ketikaku melihat kebelakang ternyata paman sedang mengendarai sepeda sambil melambai-lambaikan i-pad, aku terharu melihat paman seprti itu, dan pada saat aku menghampiri paman,tiba-tiba datang dari arah berlawanan mobil sedang melintas dengan kecepatan tinggi daaaaan... menbrak paman, aku berlari menghampiri paman yang ternyata sudah berlumuran darah, ketika aku memegang tangannya pada letak urat nadi, ternyata sudah tidak berdetak dan artinya paman telah meninggal, betapa sedihnya aku, betapa kecewanya aku terhadap diriku sendri, egois sekali... aku hanya bisa menangis dan menyesal atas semua yang aku lakukan terhadap paman, satu-satunya orang yang selama ini merawatku dan membesarkanku, ya Allah hambamu ini tidak pandai mensyukuri apa yang ada. Seharusnya aku harus lebih pandai bersyukur karena masih ada orang yang menyayangiku daripada seorang ibu yang melahirkanku, tapi aku malah mengecewakan dan hanya penyesalan yang ku dapat. Aku hanya bisa berdo’a semoga paman tenang di alam sana.Amin ....

Read Comments